Halaman

Kamis, 25 November 2010

Modul Pelatihan Web (Chapter 1)

Kemunculan website merupakan turunan dari kemunculan internet yang diawali dengan kemunculan ARPANet yang merupakan sebuah jaringan lokal yang dimiliki oleh Departemen Pertahanan Amerika Serikat. Jaringan ini dibuat pada kurun waktu 1960an yang dibentuk khusus untuk mempermudah proses pertukaran dokumen/informasi antar-institusi di ruang lingkup Departemen Pertahanan Amerika Serikat. Model jaringan ini lama kelamaan digunakan oleh masyarakat luas dan terkenal dengan nama Internet yang merupakan singkatan dari inter-connected networking yang berarti jaringan interkoneksi/saling terhubung.
Tujuan awal dibangunnya proyek itu adalah untuk keperluan militer. Pada saat itu Departemen Pertahanan Amerika Serikat membuat sistem jaringan komputer yang tersebar dengan menghubungkan komputer di daerah vital untuk mengatasi masalah bila terjadi serangan nuklir dan untuk menghindari terjadinya informasi terpusat, yang apabila terjadi perang mudah dihancurkan.
Internet itu sendiri merupakan gabungan dari beberapa jaringan jaringan lokal/LAN ataupun beberapa WAN yang saling terhubung dalam satu atau beberapa cloud server. Internet itu sendiri merupakan sebuah sebutan model jaringan yang super luas, dan di dalamnya terdapat beberapa fitur yang bisa digunakan seperti electronic mail (e-mail), chating, video call, download, upload dan  world wide web (yang selanjutnya akan kita kupas dan kita sebut dengan nama website).
Ketika anda membuka aplikasi peramba (browser) pada komputer anda dan mengetikkan salah satu alamat website, misalnya www.facebook.com terdapat interaksi antara peramba dengan server, middleware dan basis data yang dimiliki oleh facebook. Interaksi tersebut terangkum dalam gambar di bawah ini:


Setelah anda selesai mengetikkan www.facebook.com (dilanjutkan dengan proses login dan menekan enter tentunya), aplikasi peramba yang anda gunakan akan mencari dimana server facebook. Setelah server ditemukan, middleware (biasanya seh yang dipake PHP) akan berinteraksi dengan basis data untuk menemukan data pribadi anda dan memunculkannya di layar komputer anda.
Dari gambar tersebut sudah tergambar jelas apa saja yang terjadi ketika kita membuka website dan secara tidak langsung bagaimana cara kerja website. Hanya segitu? Tentu tidak, dari gambar tadi juga tergambar jelas apa saja yang dibutuhkan untuk membuat sebuah website/membuat website bekerja yaitu web server, middleware/scripting language dan basis data.
Itu artinya untuk membuat website anda harus mampu memahami cara kerja web server serta jenis yang akan disesuaikan dengan kebutuhan website kita. Middleware/scripting language yang jumlahnya juga tidak sedikit. Namun dari sekian banyak scripting language yang paling banyak digunakan adalah HTML dan PHP atau perpaduan keduanya. Serta penggunaan dan manipulasi basis data. SANGGUP? Teruskan baca modul ini untuk mendapatkan pencerahan !!!

House Jurnal Sebagai Media Pembentukan Citra Positif Perpustakaan

Pendahuluan
Dalam beberapa literatur ataupun sumber internet telah disebutkan bahwa perpustakaan sebenarnya bukan sebuah konsep / bidang baru, melainkan sudah sangat tua. Perpustakaan tertua yang pernah tercatat dalam beberapa penelitian adalah Perpustakaan Alexandria yang terletak di kota Iskandariyah (Alexandria), Mesir. Perpustakaan ini dinobatkan sebagai perpustakaan tertua karena memang usianya yang sudah amat tua, yaitu didirikan 3 abad sebelum masehi. Dan itu artinya sejak 2300 tahun lalu masyarakat –meskipun masih di kawasan Iskandariyah- sudah mengenal perpustakaan.
Ada beberapa fakta unik mengenai perpustakaan ini, yaitu pertama perpustakaan ini memiliki 700.000 koleksi papyrus. Koleksi tersebut berupa naskah drama kuno, cerita rakyat dan ilmu pengetahuan.  Kedua, cara mendapatkan koleksinya memang cukup unik. Pada zama tersebut Iskandariyah menjadi pusat perdagangan dunia. Banyak pedagang berkunjung ke Iskandariyah melalui jalur laut. Pada saat inilah setiap naskah tulisan yang dibawa oleh pedagang diambil untuk disalin, naskah asli dijadikan koleksi perpustakaan dan naskah salinan dikembalikan kepada pedagang. Ketiga, pada kurun 640 M perpustakaan ini sempat lenyap dikarenakan oleh penyerangan besar-besaran yang dilakukan oleh kerajaan Romawi dibawah pimpinan Julius Caesar.
Berikut ini adalah beberapa definisi perpustakaan:
1.      The Oxford English Dictionary menyebutkan bahwa perpustakaan merupakan suatu tempat dimana buku-buku diatur untuk dibaca, dipelajari atau dipakai sebagai bahan rujukan. Terdapat keterangan tambahan bahwa kata library mulai digunakan dalam Bahasa Inggris sejak tahun 1374.
2.      The American Library Asscociation menggunakan istilah perpustakaan untuk suatu pengertian yang sangat luas yaitu pusat media, pusat belajar, pusat sumber pendidikan, pusat informasi, pusat dokumentasi dan pusat rujukan.
3.      Undang-undang Nomor 43 Tahun 2007  menyebutkan bahwa perpustakaan adalah institusi pengelola karya tulis, karya cetak dan/atau karya rekam secara professional dengan sistem yang baku guna memenuhi kebutuhan pendidikan, penelitian, pelestarian, informasi dan rekreasi bagi para pemustaka (pengguna).
Dari definisi-definisi tersebut tergambar jelas bahwa perpustakaan merupakan sebuah suatu unit sosial yang berkecimpung langsung dengan masyarakat sebagai pengguna dengan menyediakan bahan-bahan yang berisi informasi yang kemudian dikelola agar mudah dipergunakan oleh masyarakat.
Dalam Undang-undang No. 43 Tahun 2007, dijelaskan beberapa jenis perpustakaan yang antara lain:
1.      Perpustakaan Nasional
2.      Perpustakaan Umum
3.      Perpustakaan Sekolah/Madrasah
4.      Perpustakaan Perguruan Tinggi
5.      Perpustakaan Khusus
Dalam menjalankan kegiatan pelayanannya, perpustakaan sendiri biasanya bersentuhan dengan berbagai pihak. Misalnya saja proses pengadaan buku yang berkaitan langsung dengan distributor buku. Proses pengadaan ini tidak berlangsung hanya sekali melainkan berkali-kali sehingga upaya memperkukuh kekerabatan dengan distributor dianggap perlu.
Pengguna, yang bisa siapa saja bergantung kepada jenis perpustakaan merupakan publik yang paling penting. Merekalah yang merupakan tulang punggung keberadaan perpustakaan. Hubungan baik, dukungan serta kesepahamanan dengan pengguna perlu dipertahankan. Lebih jauh, penjabaran mengenai publik perpustakaan diberikan pada subbab selanjutnya.

Publik Perpustakaan
Publik merupakan fokus utama pada kegiatan public relations (PR) karena inti dari kegiatan PR itu sendiri merupakan upaya dari pemahaman dan evaluasi terhadap opini publik terhadap perusahaan. Dalam kegiatannya PR memberi masukan dan nasihat kepada manajemen terhadap berbagai kebijakan manajemen yang berhubungan dengan opini publik atau isu yang tengah berkembang
1.      Publik Internal
Publik internal merupakan publik yang berada di dalam instansi seperti staf, manajemen dan lembaga penaung karena biasanya perpustakaan tidak berdiri sendiri melainkan dinaungi sebuah lembaga.
2.      Publik Eksternal
Publik eksternal merupakan publik yang tidak berkaitan langsung dengan instansi seperti pengguna, pemegang saham (seandainya ada), distributor buku, penulis, pers, pemerintah, komunitas dan masyarakat.

House Jurnal Perpustakaan
House Jurnal merupakan media penerbitan sendiri yang diselenggarakan bukan untuk kepentingan komersial. House Jurnal merupakan komponen penting untuk membentuk komunikasi dialogis antara perpustakaan dengan publiknya untuk membentuk citra positif.
Dalam upaya pembentukan citra positif tersebut bentuk komunikasi yang terbentuk dalam House Jurnal haruslah two ways communication. Bentuk ini dapat diterapkan pada House Jurnal dengan menampilkan berita berupa kritik, saran ataupun testimoni dari pengguna sebagai publik utama perpustakaan.
Terdapat beberapa hal penting yang mesti diperhatikan dalam pembuatan House Jurnal, yaitu:
a)      Pembaca. Penting sekali untuk menentukan siapa yang akan menjadi pembaca House Jurnal perpustakaan. Penentuan ini nantinya tentu akan berpengaruh pada kandungan berita dalam House Jurnal. Sehubungan dengan pentingnya membentuk citra positif perpustakaan di hadapan pengguna, maka pengguna pun dapat dijadikan target utama House Jurnal.
b)      Nama Jurnal. Pembuatan nama serta logo jurnal mesti dimasukkan ke dalam rancangan desain. Nama jurnal sebaiknya jangan terlalu rumit. Penentuan nama cukup dengan berstandarkan pada kriteria mudah diingat, mudah dilafalkan dan tidak terlalu panjang. Pembuatan logo juga mesti bernafaskan kesederhaan dengan memperhatikan perpaduan warna yang manis, lembut dan catchy.
c)      Policy (Kebijakan). Sangat penting untuk menentukan arah penerbitan House Jurnal karena upaya penerbitan itu sendiri membawa misi yang tidak mudah. Penentuan arah ini dapat berupa media komunikasi antara perpustakaan dengan pengguna, media pembentukan citra positif, atau hanya sekedar pemaparan informasi-informasi khusus.
d)     Style (Format/Gaya/Bentuk). Hal-hal yang mempengaruhi penampilan/gaya House Jurnal adalah ukuran halaman, berapa banyak kolom, ilustrasi dan keseimbangan berita. Penentuan ukuran halaman dapat memperhatikan kebiasaan pembaca serta budaya pembaca. Pustakawan sebaiknya dapat memahami hal ini agar House Jurnal yang telah dibuat dapat benar-benar diminati oleh pembaca. Ukuran dapat berupa seukuran A4, B5 (booklet) ataupun seukuran tabloid.
Jumlah kolom dapat ditentukan dari jumlah berita yang akan diterbitkan serta ukuran jurnal. Jurnal berukuran kecil sebaiknya jangan memuat jumlah kolom yang banyak karena akan berpengaruh pada ukuran tulisan yang semakin mengecil. Jumlah kolom pada tiap halaman dapat divariasikan bergantung pada jumlah berita serta rubrikasi.
Ilustrasi sangat penting sebagai sarana mempertegas kandungan  serta mempercantik tampilan jurnal. Keseimbangan berita dapat berupa komposisi berita seperti 60% berita layanan perpustakaan serta 40% testimoni ataupun 40% testimoni, 20% fasilitas perpustakaan, 20% berita yang menampilkan pihak manajemen dan 20% berita kegiatan sosial.
e)      Frekuensi dan Oplah. Penentuan kedua hal ini biasanya akan berdampak langsung terhadap keseimbangan keuangan perpustakaan. Penentuan kedua hal ini sebaiknya dipikirkan matang-matang dan jangan terlalu memaksa. Frekuensi dapat ditentukan seperti bulanan, triwulan dan semester.

Penutup
Perpustakaan merupakan sarana penting untuk media pembelajaran masyarakat. Dengan adanya perpustakaan di tiap instansi tentunya akan meningkatkan kesempatan bagi masyarakat untuk terus meningkatkan kualitas diri sebagai modal keikutsertaan pada persaingan global.
House Jurnal sebagai kegiatan Public Relation dapat diterapkan pada perpustakaan sebagai media komunikasi dan pembentukan citra positif di  mata pengguna. Kelak citra positif yang dibentuk akan terus mengukuhkan perpustakaan sebagai institusi yang “penting” di hadapan masyarakat.

Daftar Pustaka
Soemirat, Soleh dan Ardianto Elvinaro. 2008. Dasar-Dasar Public Relations. Bandung : Remaja Rosdakarya.
Undang-undang No. 43 Tahun 2007
Yusup, Pawit M. 2009. Ilmu Informasi, Komunikasi dan Kepustakaan. Jakarta : Bumi Aksara.